Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Camilan Khas UMKM Bangilan Tuban : Renyahnya Rempeyek Bunder Saonone

 

UMKM, UMKM Bangilan,Kuliner, UMKM Tuban, Sobat UMKM Bangilan, Rempeyek Bunder Saonone, Cemilan Khas Tuban, Cemilan Khas Bangilan

Camilan Khas UMKM Bangilan Tuban : Renyahnya Rempeyek Bunder Saonone

UMKM TUBAN, JAWA TIMUR - Di Dusun Sambong Lombok, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban, terdapat sebuah home industri yang menghasilkan camilan khas dengan rasa yang menggugah selera, yakni Rempeyek Bunder Saonone. Berdiri sejak tahun 2017, home industri ini dulunya bernama Rempeyek Bunder Larisa, namun sekarang dikenal dengan nama yang lebih khas Rempeyek Bunder Saonone.

Astutik, pemilik Saonone, adalah sosok wanita tangguh yang telah mengantarkan produknya ke tingkat yang lebih tinggi. Setelah melewati berbagai proses pengembangan dan persiapan, produk Saonone kini telah memiliki izin PIRT dan bersertifikat Halal. 

Produk unggulan dari Saonone adalah rempeyek bundar yang menjadi primadona bagi para penikmat kuliner khas Bangilan Tuban. Namun, selain rempeyek, Astutik juga menawarkan berbagai macam camilan lezat lainnya seperti Keripik Jambu, Keripik Kulit Ayam, Keripik Usus, dan Kerupuk Sandaria (Kutela). Semua produk ini dibuat dengan teliti dan menggunakan bahan-bahan berkualitas, menjadikan Saonone sebagai pilihan camilan favorit warga Tuban dan sekitarnya.

Dalam proses produksinya, Astutik mengungkapkan bahwa pembuatan rempeyek memerlukan waktu yang cukup lama, mulai dari proses pengeringan, marinasi, penggorengan, hingga packaging. Menariknya, seluruh proses produksi dilakukan oleh Astutik dan suaminya, menunjukkan dedikasi dan kecintaan mereka terhadap produk yang dihasilkan.

Astutik, bersama dengan anggota Paguyuban Sobat UMKM Bangilan, rutin mengadakan pameran UMKM pada Sabtu malam di depan Kantor Kecamatan Bangilan. Acara ini menjadi ajang untuk memperkenalkan produk Saonone kepada masyarakat lebih luas. Keberadaan Paguyuban Sobat UMKM Bangilan juga membantu dalam menggalang dukungan dan promosi untuk produk lokal, memberikan ruang bagi UMKM lokal seperti Saonone untuk berkembang dan bersaing di pasar yang lebih luas.

Tidak hanya dikenal di daerah setempat, produk-produk Saonone kini telah merambah pasar di berbagai wilayah di Tuban dan sekitarnya. Harganya yang variatif, mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 18 ribu, membuat camilan dari Saonone menjadi pilihan yang terjangkau untuk dinikmati oleh berbagai kalangan. Astutik juga menjalin kerja sama dengan toko oleh-oleh khas Tuban, perhotelan, serta selalu berpartisipasi dalam pameran-pameran UMKM yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Tuban.

Keuletan Astutik dalam mengembangkan Saonone telah membuahkan hasil yang memuaskan. Home industri ini mampu meraup omzet yang mengesankan, dengan kisaran antara Rp 15 hingga Rp 20 juta setiap bulannya. Omzet yang mencapai angka tersebut tentunya memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal serta membuktikan bahwa UMKM seperti Produk Cemilan Rempeyek Saonone dapat menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.

Sebagai contoh inspiratif dari kisah perjuangan UMKM lokal, Cemilan Rempeyek Saonone telah menunjukkan bahwa dedikasi, kualitas produk, dan upaya dalam memasarkan produk lokal dapat membawa kesuksesan. Semoga kisah Saonone ini dapat menjadi motivasi bagi pelaku UMKM lainnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi perkembangan ekonomi daerahnya. 

Mari dukung produk lokal dan tingkatkan rasa cinta pada produk asli Indonesia. Selamat berwirausaha, Semoga Bermanfaat


Ikuti kami simak Berita dan Artikel yang lain di Google News

Posting Komentar untuk "Camilan Khas UMKM Bangilan Tuban : Renyahnya Rempeyek Bunder Saonone"