Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Ampo, Camilan Khas Tuban Berbahan Tanah Liat

 Mengenal Ampo, Camilan Khas Tuban Berbahan Tanah Liat, ampo, Cemilan Tuban, Cemilan Khas Tuban, Kuliner Tuban, Ampo Tuban. Makanan Khas Tuban

Mengenal Ampo, Camilan Khas Tuban Berbahan Tanah Liat

KAKFASTA.COM - Tuban memiliki salah satu camilan khas yang cukup unik karena terbuat dari tanah liat. Camilan tersebut adalah ampo.

Selain di Tuban, ampo juga bisa ditemui di Cirebon maupun di kota-kota lain di Jawa Timur, Jawa Barat, atau Jawa Tengah. Ampo berbentuk gulungan ramping layaknya rol snack.

Zaman dahulu, masyarakat menganggap ampo sebagai camilan yang istimewa, terutama di Tuban. Meski mulai tergerus zaman dan tergeser oleh camilan lainnya, masyarakat setempat masih ada yang mempertahankan kehadiran camilan ini.

Menurut sejarahnya, tradisi memakan ampo di Tuban semakin marak ketika era penjajahan. Saat itu, sumber makanan tergolong cukup sulit didapatkan.

Masyarakat pun akhirnya menggunakan endapan tanah aluvial dari tepi sungai Bengawan Solo. Saat ini, salah satu wilayah yang masih memproduksi ampo adalah Desa Bektiharjo, Tuban.

Meski ampo bisa ditemukan di Tuban, tetapi keduanya memiliki perbedaan. Perbedaan utama terletak pada bentuknya.

Ampo khas Cirebon memiliki bentuk gulungan yang lebih besar, sedangkan ampo dari Tuban ukurannya lebih kecil. Tak hanya dijadikan camilan, ampo juga kerap jadi pelengkap untuk berbagai acara budaya, seperti sedekah bumi, selametan, atau saat musim panen tiba.

Ampo dibuat dengan mencampurkan tanah dengan air. Kemudian, adonan tersebut dicampur hingga kalis dan dibentuk menjadi kotak besar.

Selanjutnya, adonan kotak tersebut diserut menggunakan bilah bambu atau pisau hingga membentuk seperti gulungan stik. Ampo kemudian dijemur. Usai dijemur, ampo selanjutnya dipanggang di atas tungku selama 30 menit hingga 1 jam hingga menghitam.

Menurut pengakuan warga lokal, ampo memiliki sensasi rasa yang mirip kacang. Selain itu, ampo memiliki tekstur yang cukup renyah. Camilan Tuban ini biasanya dinikmati bersama dengan secangkir teh atau kopi.

Untuk diketahui, kebiasaan memakan makanan yang berbahan dasar tanah disebut sebagai geofagi. Praktik mengonsumsi makanan yang berasal dari tanah ini sebenarnya bisa ditemui di berbagai belahan dunia, khususnya di negara-negara tropis.

Bahan ampo memang murni berasal dari tanah liat. Namun, tanah yang digunakan bukanlah tanah sembarangan. Umumnya tanah yang dipakai adalah tanah liat hitam.

Masyarakat setempat percaya, ampo berkhasiat untuk menyehatkan pencernaan. Makanan ringan ini juga kerap dijadikan obat untuk segala obat.

Cara Pembuatan Ampo

Untuk membuat Ampo, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih tanah liat yang bersih dari kotoran maupun dari pasir dan kerikil. Setelah itu, membuat adonan dengan cara menambahkan air secukupnya sampai adonan kalis dan tidak lengket di tangan. Untuk membuat adonan berbentuk kotak, tanah liat yang ada ditambahkan air sedikit demi sedikit dan ditumbuk dengan palu dari kayu.

Setelah adonan berbentuk kotak, proses berikutnya yang perlu dilakukan adalah menyerut tanah dari bagian atas dengan menggunakan bilah pisau bambu. Proses menyerut ini harus dilakukan dengan sabar karena memang tanah yang diserut harus sedikit demi sedikit. Hasil serutan itulah yang kemudian disebut Ampo.

Hasil serutan yang sudah berupa Ampo itu kemudian ditempatkan di wadah periuk gerabah tanah liat untuk diasapi di atas tungku berbahan bakar kayu. Proses yang diperlukan untuk mengasapi Ampo ini sekitar 1 jam.

Asal Mula Camilan Tradisional Ampo

Kebiasaan memakan Ampo bermula dari masyarakat Kabupaten Tuban. Ampo menjadi menu alternatif yang dipilih menghadapi masa-masa sulit pendudukan Belanda di kawasan Tuban.

Sebelum kedatangan Belanda, Tuban merupakan kota pelabuhan yang kaya raya. Kawasan ini menjadi jalur perdagangan penting yang disinggahi saudagar dari berbagai penjuru dunia sampai kemudian masa penjajahan tiba. Pemberlakukan sistem tanam paksa menyebabkan masyarakat Tuban jatuh dalam ceruk kemiskinan, kesulitan pangan, dan dilanda bencana kelaparan.

Harga bahan pokok seperti beras sangat mahal dan tidak lagi bisa dijangkau masyarakat Tuban. Keadaan itu membuat masyarakat Tuban memutar otak untuk tetap bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dari situlah, olahan Ampo muncul.

Ampo yang pertama kali ditemukan tidak dimasak terlebih dahulu. Ampo awalnya dibuat dari endapan lumpur dari air di tepi sungai Bengawan Solo. Endapan lumpur itu adalah tanah aluvial yang berbahan lempung. Endapan lumpur halus itu ditunggu hingga mengering untuk kemudian dikonsumsi.

Pada perkembangannya, masyarakat Tuban membuat Ampo dari endapan air tanah sawah dengan bahan dasar lempung. Perbedaannya, tanah lempung yang sudah dikumpulkan itu diolah dahulu dengan cara diasapkan di atas tungku api.



Ikuti kami simak Berita dan Artikel yang lain di Google News

Posting Komentar untuk "Mengenal Ampo, Camilan Khas Tuban Berbahan Tanah Liat"