Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ziarah di Makam Sayyid Abdurrahman Basyaiban (Mbah Sambu), Penyebar Agama Islam di Lasem

 

Mbah Sambu lasem, Mbah Sambu, Makam Mbah Sambu Lasem


WISATA RELIGI
- Lasem, sebuah wilayah di Rembang, menyimpan cerita dan kenangan tentang seorang ulama besar yang berjasa dalam menyebarkan agama Islam di daerah tersebut. Sayyid Abdurrahman Basyaiban, yang akrab dipanggil sebagai Mbah Sambu, memiliki peran penting dalam sejarah agama di Lasem dan sekitarnya.

Kisah perjalanan hidup Mbah Sambu penuh dengan kepahlawanan dan dedikasi. Ia dipanggil ke Lasem oleh Adipati Tedjokusuma atau Mbah Srimpet untuk mengemban tugas mulia sebagai Walinegara Kadipaten Lasem dan bahkan dijadikan menantu. Pengangkatan ini menandakan tingginya kepercayaan dan penghargaan yang diberikan kepada beliau atas kualitas keulamaan dan kepemimpinannya.

Salah satu prestasi luar biasa Mbah Sambu adalah menumpas aksi perompak yang meresahkan di wilayah kota Lasem. Meliputi Sedayu Gresik, Tuban, Rembang, Pati, hingga Jepara, wilayah yang dikuasai oleh beliau menjadi lebih aman dan tenteram berkat usahanya yang gigih.

Keturunan dan silsilah Mbah Sambu menjadi bahan perdebatan di kalangan sejarawan dan ahli genealogi. Meskipun begitu, ada dua versi yang menggambarkan garis keturunan beliau.

Versi pertama menyatakan bahwa beliau adalah Pangeran Sambudigdo Hadiningrat, putra dari Pangeran Benawa, yang sendiri adalah anak Jaka Tingkir alias Sultan Hadiwijaya, Raja dari Kerajaan Pajang yang menjadi embrio dari Kerajaan Mataram Islam.

Sementara itu, versi kedua menuturkan bahwa Mbah Sambu adalah putra dari Sayyid Muhammad Hasyim dan keturunan dari Sayyidah Fatimah az-Zahro’ al-Bathul, putri Rasulullah Muhammad SAW. Kedua versi ini memberikan kehormatan dan kedudukan yang tinggi bagi Mbah Sambu, baik sebagai keturunan raja maupun keturunan Nabi Muhammad SAW.

Meskipun tanggal dan tahun kelahiran Mbah Sambu belum diketahui secara pasti karena kurangnya catatan sejarah, wafatnya beliau dapat diidentifikasi pada tahun 1671 Masehi. Warisan dan pengabdiannya hingga saat ini masih melekat erat di hati masyarakat, terutama mereka yang tinggal di sekitar wilayah Lasem.

Ziarah di Makam Sayyid Abdurrahman Basyaiban (Mbah Sambu) menjadi salah satu tradisi yang dilakukan oleh orang-orang yang mengagumi beliau. Kunjungan ke makamnya adalah wujud penghormatan dan pengingat akan dedikasi luar biasa dalam menyebarkan agama Islam dan membawa kedamaian bagi masyarakat Lasem.

Kisah hidup Mbah Sambu yang penuh misteri dan kepahlawanan mengilhami banyak orang untuk tetap mengenang dan memperingati jasa-jasanya. Meskipun catatan sejarah belum lengkap, nilai-nilai kebaikan dan keutamaan yang diwariskan beliau tetap membimbing dan memotivasi generasi-generasi selanjutnya dalam mengabdikan diri untuk agama dan masyarakat.

Posting Komentar untuk "Ziarah di Makam Sayyid Abdurrahman Basyaiban (Mbah Sambu), Penyebar Agama Islam di Lasem"